Editors Choice

sejarah

4 Pilar Kedaulatan Pangan dan Potensi Indonesia dalam Mewujudkannya


4 Pilar Kedaulatan Pangan dan Potensi Indonesia dalam Mewujudkannya

 


Kedaulatan pangan menjadi salah satu isu krusial dalam upaya menciptakan kesejahteraan dan ketahanan nasional. Indonesia, dengan segala kekayaan alam dan sumber daya yang dimilikinya, memiliki potensi besar untuk mencapai kedaulatan pangan. Namun, mewujudkan kedaulatan pangan memerlukan pemahaman dan penerapan empat pilar utama: akses, ketersediaan, penggunaan, dan stabilitas pangan.

 1. Pembaruan Agraria, Pilar Pertama Kedaulatan Pangan

Piagam Petani yang dihasilkan dari World Conference on Agrarian Reform & Rural Development yang dilaksanakan FAO pada tahun 1979, mengartikan Pembaruan Agraria sebagai : “Perubahan prikehidupan dan kegiatan pedesaan dalam semua segi, ekonomi, sosial, budaya, kelembagaan, lingkungan dan kemanusiaan”  Usaha ini dicapai melalui jalan sebagai berikut: (i) pembatasan maksimal atas kepemilikan tanah perseorangan, (ii) peneguhan kekuatan dasar-ekonomi petani kecil, (ii) pengorganisasian perkumpulan petani, dan (iv) inovasi dan teknologi.

 Potensi Indonesia dalam Memperluas Akses Pangan

Indonesia memiliki potensi besar dalam memperluas akses pangan melalui pengembangan infrastruktur dan teknologi. Perluasan jaringan transportasi, seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan, dapat mengurangi biaya distribusi dan memastikan pangan dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. Selain itu, digitalisasi dalam sektor pertanian dan distribusi dapat meningkatkan efisiensi pasar dan memperpendek rantai pasok.
Inovasi Teknologi: Aplikasi digital dan platform e-commerce untuk pertanian dapat membantu petani mengakses pasar dengan lebih mudah dan menjual produk mereka secara langsung ke konsumen. Ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga memastikan harga yang lebih stabil dan terjangkau bagi konsumen.
Program Sosial: Pemerintah Indonesia juga dapat memperkuat program bantuan pangan bagi kelompok rentan, seperti Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), untuk memastikan setiap warga negara memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan bergizi.

  2. Pertanian Berkelanjutan, Pilar Kedua Kedaulatan Pangan

Modernisasi pertanian yang selama ini dikembangkan meskipun dalam jangka pendek  dapat meningkatkan produksi pangan namun juga berdampak negatif terhadap kemandirian petani, lingkungan dan sosial-budaya di pedesaan. Modernisasi pertanian menyebabkan para petani yang sebelumnya mengembangkan berbagai teknologi lokal dalam pembibitan, budidaya hingga pemanenan dengan tiba-tiba digantikan dengan teknologi baru yang datang dari luar. Berbagai kebutuhan yang sebelumnya dapat dipenuhi sendiri kemudian harus mereka datangkan dan beli berbagai luar desa seperti benih, pupuk, pestisida, kredit atau modal. Tidak semua petani dapat memanfaatkan teknologi modern itu, sebaliknya banyak petani miskin yang kesulitan untuk mendapatkan input pertanian sesuai jumlah, kualitas, harga dan waktu. Sering petani kesulitan mendapatkan pupuk ketika tanaman membutuhkan pempupukan. 

 Oleh karenanya, tujuan pertanian berkelanjutan dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan adalah untuk keberlanjutan produksi aneka pangan lokal dan untuk pemenuhan kebutuhan pangan komunitas lokal. Pertanian akan dapat berkelanjutan jika berorientasi jangka panjang: menguntungkan bagi petani dan usaha taninya, memperbaiki kesejahteraan dan kualitas kehidupan keluarga petani; memberdayakan komunitas pedesaan, desa dan kota-kota kecil; serta perlindungan dan konservasi sumberdaya alam khususnya tanah, air dan udara. Juga jika memperhatikan masa sepan tetapi tetap berbasis pada kaarifan generasi sebelumnya; dampak transportasi pangan dan dampak lingkungan pengolahan pangan serta kesehatan pendudk yang berada di sekitar lahan pertanian serta kualitas tanaman yang dibudidayakan

 3.Perdagangan yang Adil, Pilar Ketiga Kedaulatan Pangan

Jika produksi petani dihargai maka kebutuhan pangan, sandang, kesehatan keluarga dan pendidikan anak-anaknya dapat terpenuhi.

(KRKP, Kampanye Perdagangan Yang Adil untuk Petani, 2005)

Liberalisasi perdagangan menuntut setiap negara membuka pintu seluas-luasnya terhadap masuknya berbagai bentuk barang, jasa, informasi, dan pengetahuan. Pangan sebagai kebutuhan amat penting semua manusia juga menjadi bagian liberalisasi perdagangan. Sebagai akibatnya terjadi peningkatan arus perdagangan pangan antar negara. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya pangan dari berbagai negeri lain yang masuk ke kota-kota hingga ke pelosok desa-desa Indonesia. Liberalisasi perdagangan menjadi persoalan yang penting karena pangan diakui sebagai hak asasi manusia. Memperdagangkan pangan dapat diartikan memperdagangkan hak asasi manusia dan kehidupan rakyat. 

4. Sistem Pangan Lokal, Pilar keempat Kedaulatan Pangan

Ribuan masyarakat desa yang ada di Indonesia sejak lama telah mengembangkan pola makan tradisional atau lokal yang menyediakan aneka makanan. Makanan tradisional Indonesia mencakup segala jenis makanan olahan asli Indonesia termasuk makanan utama, kudapan, dan minuman. Sumberdaya alam Indonesia memiliki potensi ketersediaan pangan yang beragam dari satu wilayah ke wilayah lainnya, baik sebagai sumber karbohidrat maupun protein, vitamin dan mineral. Pola makan lokal ini kaya akan zat gizi untuk kesehatan dan pertumbuhan karena terdiri dari berbagai variasi seperti aneka makanan pokok, sayur–sayuran, lauk pauk, kacang-kacangan, dan berbagai macam bumbu yang mengandung lemak dan gula. Pangan pokok masyarakat juga beragam seperti beras, jagung, singkong, ubi jalar, sagu, talas dan kentang.

 Potensi Indonesia: Sumber Daya Alam dan Keragaman Hayati

Indonesia memiliki berbagai keunggulan yang mendukung terwujudnya kedaulatan pangan:
1. Keanekaragaman Hayati: Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, serta berbagai jenis buah dan sayuran dapat tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia.
2. Lahan Pertanian yang Luas: Dengan luas lahan pertanian yang mencapai jutaan hektar, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi pangan domestik.
3. Sumber Daya Manusia: Dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki tenaga kerja yang cukup untuk mengembangkan sektor pertanian. Pelatihan dan pendidikan bagi petani dalam teknik pertanian modern sangat penting untuk meningkatkan produktivitas.
4. Teknologi dan Inovasi: Penggunaan teknologi dan inovasi dalam pertanian dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pemerintah perlu mendukung penelitian dan pengembangan di bidang pertanian untuk menghasilkan varietas tanaman unggul dan teknologi pengolahan pangan yang lebih baik.

Tantangan yang Harus Diatasi

Meskipun memiliki potensi besar, Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan dalam mewujudkan kedaulatan pangan:
1. Perubahan Iklim: Perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dapat mengancam produksi pangan. Penanganan perubahan iklim melalui adaptasi dan mitigasi sangat penting untuk menjaga stabilitas pangan.
2. Degradasi Lahan: Penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan degradasi lahan dan penurunan produktivitas. Perlindungan dan rehabilitasi lahan pertanian harus menjadi prioritas.
3. Ketergantungan pada Impor: Indonesia masih bergantung pada impor pangan tertentu, seperti gandum dan daging. Diversifikasi produk pangan dan peningkatan produksi dalam negeri diperlukan untuk mengurangi ketergantungan ini.
4. Ketidakmerataan Distribusi: Masih terdapat kesenjangan dalam distribusi pangan, terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan. Peningkatan infrastruktur dan sistem logistik yang efisien dapat membantu mengatasi masalah ini.

 Kesimpulan

Kedaulatan pangan adalah tujuan yang sangat penting bagi Indonesia dan memerlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi alam dan sumber daya yang dimiliki, serta melalui penguatan empat pilar kedaulatan pangan – akses, ketersediaan, penggunaan, dan stabilitas pangan – Indonesia dapat mencapai kedaulatan pangan yang sejati. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

 Refrensi

Pilar Kedaulatan Pangan - Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan

#SavePanganKita

#KitaAdalahApaYangKitaMakan

#DariAd

Posting Komentar

0 Komentar